HUBUNGAN PERSEPSI, SIKAP DAN PERILAKU
A.
Pengertian Persepsi Sosial
Menurut Brehm dan Kassin (1989), persepsi sosial adalah penilaian-penilaian
yang terjadi dalam upaya manusia memahami orang lain. Tentu saja sangat
penting, namun bukan tugas yang mudah bagi setiap orang. Tinggi, berat, bentuk
tubuh, warna kulit, warna rambut, dan warna lensa mata, adalah beberapa hal
yang mempengaruhi persepsi sosial. Contohnya di Amerika Serikat, wanita
berambut pirang dinilai sebagai seorang yang hangat dan menyenangkan.
Brems & Kassin (dalam Lestari, 1999) mengatakan bahwa persepsi sosial
memiliki beberapa elemen, yaitu:
a. Person, yaitu orang yang menilai orang lain.
b. Situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan pengalaman orang
untuk meniiai sesuatu.
c. Behavior, yaitu sesuatu yang di lakukan oleh orang lain. Ada dua
pandangan mengenai proses persepsi, yaitu:
1.) Persepsi
sosial, berlangsung cepat dan otomatis tanpa banyak pertimbangan orang membuat
kesimpulan tentang orang lain dengan cepat berdasarkan penampilan fisik dan
perhatian sekilas.
2.) Persepsi
sosial, adalah sebuah proses yang kompleks, orang mengamati perilaku orang lain
dengan teliti hingga di peroleh analisis secara lengkap terhadap person,
situasional, dan behaviour.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi
suatu proses aktif timbulnya kesadaran dengan segera terhadap suatu obyek yang
merupakan faktor internal serta eksternal individu meliputi keberadaan objek,
kejadian dan orang lain melalui pemberian nilai terhadap objek tersebut.
Sejumlah informasi dari luar mungkin tidak disadari, dihilangkan atau
disalahartikan. Mekanisme penginderaan manusia yang kurang sempurna merupakan
salah satu sumber kesalahan persepsi (Bartol & Bartol, 1994).
Persepsi
sosial adalah suatu proses yang kita gunakan untuk mencoba mengetahui dan
memahami orang lain.
Persepsi social dapat dilihat dari
empat aspek :
- komunikasi nonverbal
- atribusi
- pembentukan kesan
- sejauh mana ketepatan persepsi social itu
B. Pengertian Sikap
Sikap dan perilaku seseorang dalam mengambil keputusan terhadap lingkungan
hidup merupakan kunci utama dalam usaha meningkatkan kualitas lingkungan
(Farhati, 1995). mengenai pembicaraan pengertian sifat, banyak pendapat dari
para ahli
Sikap adalah evaluasi umum yang
dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek atau isue. (Petty,
cocopio, 1986 dalam Azwar S., 2000 : 6).
Sikap adalah merupakan reaksi atau
respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek
(Soekidjo Notoatmojo, 1997 : 130).
Sikap adalah pandangan-pandangan
atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek
tadi (Heri Purwanto, 1998)
Azwar (1995), menggolongkan definisi
sikap dalam tiga kerangka pemikiran. Pertama, kerangka pemikiran yang diwakili
oleh para ahli psikologi seperti Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles
Osgood. Menurut mereka sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.
Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau
memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak
memihak(unfavorable) pada objek tersebut.
Kedua, kerangka pemikiran ini
diwakili oleh ahli seperti Chief, Bogardus, LaPierre, Mead dan Gordon Allport.
Menurut kelompok pemikiran ini sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi
terhadap suatu objek dengan caracara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan
yang dimaksudkan merupakan kecenderungan yang potensial untuk bereaksi dengan
cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang enghendaki
adanya respon .
Ketiga, kelompok pemikiran ini
adalah kelompok yang berorientasi pada skema triadik (triadic schema). Menurut
pemikiran ini suatu sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif dan
konatif yang saling berinteraksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap
suatu objek.
C.
Pengertian
Prasangka
Definisi klasik prasangka pertama kali diperkenalkan
oleh psikolog dari Universitas Harvard, Gordon Allport, yang menulis konsep itu
dalam bukunya, The Nature of Prejudice in 1954. Istilah itu berasal dari kata
praejudicium, yakni pernyataan atau kesimpulan tentang sesuatu berdasarkan
perasaan atau pengalaman yang dangkal terhadap seseorang atau sekelompok orang
tertentu.
Lanjut Allport, “Prasangka adalah antipati berdasarkan generalisasi yang salah atau generalisasi yang tidak luwes. Antipati itu dapat dirasakan atau dinyatakan. Antipati bisa langsung ditujukan kepada kelompok atau individu dari kelompok tertentu. “Kata kunci dari definisi Allport adalah”antipati”, yang oleh Webster’s Dictionary disebut sebagai “perasaan negatif”. Allport memang sangat menekankan bahwa antipati bukan sekedar antipati pribadi, melainkanantipatikelompok.
Johnson (1986) mengatakan, prasangka adalah sikap positif atau negatif berdasarkan keyakinan stereotip kita tentang anggota atau kelompok tertentu. Seperti halnya sikap, prasangka meliputi keyakinan untuk mengambarkan jenis pembedaan terhadap orang lain sesuai dengan peringkat nilai yang kita berikan. Prasangka yang berbasis ras kita sebut rasisme, sedangkan yang berdasarkan etnik kita sebut etnisisme.
Menurut Jones (1986), prasangka adalah sikap antipati yang berlandaskan pada cara mengeneralisasi yang salah dan tidak fleksibel. Kesalahan itu mungkin saja diungkapkan secara langsung kepada orang yang menjadi anggota kelompok tertentu. Prasangka merupakan sikap negatif yang diarahkan kepada seseorang atas dasar perbandingan dengan kelompoksendiri.
Effendy (1981), sebagaimana dikutip Liliweri (2001), mengemukakan bahwa prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi kegiatan komunikasi, karena orang yang berprasangka belum apa- apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar syakwasangka, tanpa menggunakan pikiran dan pandangan kita terhadap fakta yang nyata. Karena itu, sekali prasangka itu sudah mencekam, orang tidak akan dapat berpikir objektif, dan segala apa yang dilihatnya selalu akan dinilai secara negatif.
Kata Allport, prasangka negatif terhadap etnik merupakan sikap antipati yang dilandasi oleh kekeliruan atau generalisasi yang tidak fleksibel, hanya karena perasaan tertentu dan pengalaman yang salah. Karena itu, menurut Allport, sejak dulu sampai sekarang, pengertian prasangka telah mengalamai transformasi. Pada mulanya, prasangka merupakan pernyataan yang hanya didasarkan pada pengalaman dan keputusan yang tak teruji terlebih dulu. Pernyataan itu bergerak pada skala kontinum,seperti suka/tidak suka atau mendukung /tidak mendukung terhadap sifat-sifat tertentu. Sekarang,pengertian prasangka lebih diarahkan pada pandangan emosional dan negatif terhadap seseorang atau sekelompok orang dibandingkan dengan kelompok sendiri.
Lanjut Allport, “Prasangka adalah antipati berdasarkan generalisasi yang salah atau generalisasi yang tidak luwes. Antipati itu dapat dirasakan atau dinyatakan. Antipati bisa langsung ditujukan kepada kelompok atau individu dari kelompok tertentu. “Kata kunci dari definisi Allport adalah”antipati”, yang oleh Webster’s Dictionary disebut sebagai “perasaan negatif”. Allport memang sangat menekankan bahwa antipati bukan sekedar antipati pribadi, melainkanantipatikelompok.
Johnson (1986) mengatakan, prasangka adalah sikap positif atau negatif berdasarkan keyakinan stereotip kita tentang anggota atau kelompok tertentu. Seperti halnya sikap, prasangka meliputi keyakinan untuk mengambarkan jenis pembedaan terhadap orang lain sesuai dengan peringkat nilai yang kita berikan. Prasangka yang berbasis ras kita sebut rasisme, sedangkan yang berdasarkan etnik kita sebut etnisisme.
Menurut Jones (1986), prasangka adalah sikap antipati yang berlandaskan pada cara mengeneralisasi yang salah dan tidak fleksibel. Kesalahan itu mungkin saja diungkapkan secara langsung kepada orang yang menjadi anggota kelompok tertentu. Prasangka merupakan sikap negatif yang diarahkan kepada seseorang atas dasar perbandingan dengan kelompoksendiri.
Effendy (1981), sebagaimana dikutip Liliweri (2001), mengemukakan bahwa prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi kegiatan komunikasi, karena orang yang berprasangka belum apa- apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar syakwasangka, tanpa menggunakan pikiran dan pandangan kita terhadap fakta yang nyata. Karena itu, sekali prasangka itu sudah mencekam, orang tidak akan dapat berpikir objektif, dan segala apa yang dilihatnya selalu akan dinilai secara negatif.
Kata Allport, prasangka negatif terhadap etnik merupakan sikap antipati yang dilandasi oleh kekeliruan atau generalisasi yang tidak fleksibel, hanya karena perasaan tertentu dan pengalaman yang salah. Karena itu, menurut Allport, sejak dulu sampai sekarang, pengertian prasangka telah mengalamai transformasi. Pada mulanya, prasangka merupakan pernyataan yang hanya didasarkan pada pengalaman dan keputusan yang tak teruji terlebih dulu. Pernyataan itu bergerak pada skala kontinum,seperti suka/tidak suka atau mendukung /tidak mendukung terhadap sifat-sifat tertentu. Sekarang,pengertian prasangka lebih diarahkan pada pandangan emosional dan negatif terhadap seseorang atau sekelompok orang dibandingkan dengan kelompok sendiri.
D.
Pengertian
Perilaku
Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri (Soekidjo,N,1993 : 55)
Secara operasional, perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangandariluarsubjektersebut.(Soekidjo,N,1993:58)
Perilaku diartikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu.(Notoatmojo,S,1997:60)
Perilaku adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat di pelajari. (Robert Kwik, 1974, sebagaimana dikutip oleh Notoatmojo,S 1997)
Perilaku manusia pada hakikatnya adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup. (Sri Kusmiyati dan Desminiarti, 1990:1)
Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. (Sunaryo, 2004 : 3)
E.
Kaitan Antara Persepsi, Sikap, Prasangka, dan Prilaku.
Persepsi, sikap, prasangka, dan
prilaku saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
Prasangka adalah sikap yang terbentuk dan berawal dari persepsi. Jadi,
prasangka sangat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu objek. Yang
selanjutnya akan mempengaruhi seseorang dalam bersikap dan berprilaku terhadap
sesuatu yang ada di lingkungannya.
Sumber bacaan :
Wawan, A & M, Dewi. 2010. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.