Jumat, 23 November 2012

psikologi sosial


PSIKOLOGI SOSIAL
A.Pengertian Psikologi Sosial.                                                                                                     Beberapa definisi Psikologi Sosial sebagai berikut :                                                                   
1. Panitia istilah pedagogik yang tercantum dalam kamus pedagogik : Psikologi sosial adalah ilmu jiwa yang mempelajari gejala-gejala psikis pada massa, bangsa, golongan, masyarakat dan sebagainya.
2. Hubert Bonner dalam bukunya Social Psychology mengatakan : Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia.
3. A.M Chorus dalam bukunya Grondsiagen der sociale Psychologie merumuskan Psikologo sosial ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu manusia sebagai anggota suatu masyarakat.
4. Sherif & Sherif dalam bukunya An Outline of Social nPsychology memberikan defenisi : Psikologi sosial ialah ilmu pengetahuan yang mempelajri pengalaman dan tingkah laku individu manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi perangsang sosial.
5. Roueck and Warren dalam bukunya Sociology mendefinisikan : Psikologi sosial ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari psychologis daripada tingkah laku manusia, yang dipengaruhi oleh interaksi sosial.
Dari rumusan tersebut diatas dapatlah kita simpulkan secara bulat bahwa : Psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dengan situasi sosial.
B. Hubungan Psikologi sosial dengan ilmu-ilmu lainnya                                                      
·         Hubungan psikologi sosial dengan sosiologi
     Ilmu yang dapat mempengaruhi pada Psikologi Sosial adalah Sosiologi dan Antropologi,(Bonner-1953)
     Sosiologi : Suatu bidang ilmu yang terkait dengan perilaku hubungan antar individu, atau antara individu dengan kelompok, atau antar kelompok (interaksionisme) dalam perilaku sosialnya.
    Antropologi : lebih memfokuskan pada perilaku sosial dalam suprastruktur budaya tertentu, jd lebih ke bidang budayanya.
    Psikologi Sosial : jembatan diantara cabang-cabang pengetahuan sosial lainnya atau mempelajari perilaku individu yang bermakna dalam hubungan dengan lingkungan atau rangsang sosialnya.
    Perbedaan  antara Psikologi Sosial dengan Sosiologi adalah lebih terfokus studinya.
Fokus perhatian studi psikologi social lebih dominan ke perilaku individu.
Berbeda dengan Sosiologi  yang lebih terfokus pada sistem dan struktur sosial yang dapat berubah tanpa bergantung pada individu tersebut.Sosiologi lebih memfokuskan pada masyarakat dan budaya yang melingkupi individu.
    Hubungan psikologi social dengan antropologi
Tiga masalah yang menjadi fokus perhatian antropologi:
1. ‘kepribadian bangsa’
2.      Peranan individu dalam proses perubahan adat istiadat
3.      Nilai universal dalam
4.      Persoalan ‘kepribadian bangsa’  sesudah perang Dunia ke-1 hubungan antar bangsa kian intensif, perhatian penjajah terhadap kepribadian bangsa jajahan
     Fokus studi antropologi awal tahun 1920-an : Ahli antropologi tertarik pada lingkungan dan kebudayaan dari bayi dan anak-anak, masa itu sangat dianggap penting bagi pembentukan kepribadian dewasa yang khas dalam suatu masyarakat. Karena pembentukan kepribadian adalah sesuatu yang patut dipelajari dan di tanam dalam diri masyarakat, agar da batasan dan norma-norma yang berlaku. Hampir semua penelitian yang mendalami “kepribadian bangsa” menyimpulkan bahwa ciri-ciri kepribadian yang tampak berbeda pada bangsa-bangsa di dunia ini bersumber pada cara pengasuhan pada masa kanak-kanak. Karena pada masa kanak-kanak adalah masa yang paling penting untuk menngatur dan melihat jati diri, masa kanak-kanak yang bisa di ajarkan berperilaku baik sesuai norma dan adat dan masa kanak-kanalah yang pandai meniru.
    Misalnya: orang jepang yang dewasa menjadi bersifat memaksakan kehendaknya, karena ketatnya latihan mengenai cara membuang air pada masa kanak-kanak perkembangannya, saat ini kesimpulan di atas tidak bisa diandalkan lagi.
    Dalam perkembangannya, fokus pendekatan psikologis pada keanekaragaman kebudayaan, berubah. Minat terhadap hubungan pengasuhan semasa anak-anak dan kepribadian setelah dewasa, tetap dipertahankan, namun beberapa ahli antropologi mulai meneliti faktor-faktor determinan yang mungkin jadi penyebab dari kebiasaan pengasuhan anak yang beragamKebudayaan tertentu menghasilkan karakteristik psikologi tertentu menimbulkan ciri budaya lainnya
    Kesimpulan mengenai pendekatan psikologis dalam antropologi budaya: dengan menghubungkan variasi dalam pola budaya dengan masa pengasuhan anak, kepribadian, kebiasaan, dan kepercayaan yang mungkin menjadi konsekuensi dari faktor psikologis dan prosesnya
Anthropology in mental health: memfokuskan diri pada aspek sosial budaya yang mempengaruhi kondisi/ gangguan mental pada diri individu
  • Hubungan psikologi sosial dengan ilmu politik
   Psikologi merupakan ilmu yang mempunyai peranan penting dalam bidang polotik, “massa psikologi”. Penting bagi politisi untuk menyelami gerakan jiwa dari rakyat pada umumnya, golongan tertentu pada khususnya.
   Psikologi sosial dapat menjelaskan bagaimana sikap dan harapan masyarakat dapat melahirkan tindakan serta tingkahlaku yang berpegang teguh pada tuntutan masyarakat
  • Hubungan psikologi sosial dengan ilmu komunikasi
   Banyak disiplin ilmu yang terlibat dalam studi komunikasi.Dalam perkembangannya ilmu komunikasi melakukan “perkawinan’ dengan berbagai ilmu lain. Subdisiplin : komunikasi politik, sosiologi komunikasi masa, psikologi komunikasi
   Psikologi komunikasi : ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan mengndalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikas
  • Hubungan psikologi sosial dengan ilmu alam
   Pada permulaan abad ke-19 psikologi dalam penelitiannya banyak terpengaruh oleh ilmu alam. Psikologi disusun berdasarkan hasil eksperimen. Objek penelitian psikologi: manusia dan tingkah lakunya yang selalu hidup dan berkembang. Objek penelitian ilmu alam : benda mati
  • Hubungan psikologi sosial dengan imu filsafat
   Filsafat : hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dalam penyelidikannya filsafat berangkat dari apa yang dialami manusia. Ilmu psikologi menolong filsafat dalam penelitiannya
   Kesimpulan filasafat tentang kemanusiaan akan ‘pincang’ dan jauh dari kebenaran jika tidak mempertimbangkan hasil psikologi
  • Hubungan psikologi sosial dengan ilmu pendidikan
   Ilmu Pendidikan: bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai mati. Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak didasarkan pada psikologi perkembangan
   Hubungan kedua disiplin ilmu ini melahirkan Psikologi Pendidikan
C. Pengertian Interaksi sosial                                                                                                                   
Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbale balik yang dilakukan oleh individu dengan individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu, antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan social.
 Dalam kamus Bahasa Indonesia Innteraksi didifinisikan sebagai hal saling melalkukan akasi , berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian  interaksi adalah hubungan timbale balik (social) berupa aksi salaing mempengaruhi antara indeividu dengan individu, antara individu dankelompok dan antara kelompok dengan dengan kelompok.
Gillin mengartikan bahwa interaksi social sebagai hubungan-hubungan social dimana yang menyangkut hubungan antarandividu , individu dan kelompok  antau antar kelompok. Menurut Charles P. loomis sebuah hubungan bisa disebut interaksi jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  1. jumlah pelakunya dua orang atau lebih
  2. adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbul atau lambing-lambang
  3. adanya suatu demensi waktu yang meliputi ,asa lalu, masa kini, dan masa yang akan dating .
  4. adanya tujuan yang hendak dicapai.
D. Ciri-ciri dan bentuk interaksi sosial                                                                                     
v   Ciri - Ciri Interaksi Sosial
   Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain (p. 23) :
a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
d. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu
v   Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial
   Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu :
1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti :
a. Kerja sama
Adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
b. Akomodasi
Adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok - kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.
c. Asimilasi
Adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
d. Akulturasi
Adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari
kebudayaan itu sendiri.

2. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk pertentangan atau konflik, seperti :
a. Persaingan
Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
b. Kontravensi
Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang - terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
c. Konflik
Adalah  proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.
E. Faktor-faktor yang mendasari ineraksi sosial                                                                   
ü  Imitasi: atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan alat indera sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan kognisi tahap tinggi karena tidak hanya melibatkan bahasa namun juga pemahaman terhadap pemikiran orang lain.
      Imitasi saat ini dipelajari dari berbagai sudut pandang ilmu seperti psikologi, neurologi, kognitif, kecerdasan buatan, studi hewan (animal study), antropologi, ekonomi, sosiologi dan filsafat. Hal ini berkaitan dengan fungsi imitasi pada pembelajaran terutama pada anak, maupun kemampuan manusia untuk berinteraksi secara sosial sampai dengan penurunan budaya pada generasi selanjutnya.
ü  Identifikasi: adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau sesuatu. Hal ini perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah membedakan komponen-komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan kebingungan. Dengan identifikasi dapatlah suatu komponen itu dikenal dan diketahui masuk dalam golongan mana. Cara pemberian tanda pengenal pada komponen, barang atau bahan bermacam-macam antara lain dengan menggantungkan kartu pengenal, seperti halnya orang yang akan naik kapal terbang, tasnya akan diberi tanpa pengenal pemilik agar supaya nanti mengenalinya mudah.
ü  Sugesti: adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional. Dalam psikologi sugesti dibedakan atas dua :                              1). Auto sugesti, yaitu sugesti terhadap diri sendiri yang datang dari dirinya sendiri.             2). Hetero-sugesti, yaitu sugesti yang datang dari orang lain.                                                   Baik auto sugesti maupun hetero sugesti dalam kehidupan sehari-hari memegang peranan yang cukup penting. Dalam lapangna psikologi sosial peranan hetero sugesti akan lebih menonjol daripada auto sugesti.
ü  Motivasi: yaitu rangsangan pengaruh, stimulus yang diberikan antar masyarakat, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti tau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab . Motivasi biasanya diberikan oleh orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa, misalnya dari seorang ayah kepada anak, seorang guru kepada siswa.
ü  Simpati: adalah ketertarikan seseorang kepada orang lain hingga mampu merasakan perasaan orang lain tersebut. Contoh: membantu orang lain yang terkena musibah hingga memunculkan emosional yang mampu merasakan orang yang terkena musibah tersebut.
Proses simpati kadang-kadang berjalan tidaka atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan. Katakanlah orang tiba-tiba tertarik dengan orang lain, seakan-akan dengan dirinya sendiri. Tertariknya ini tidak pada salah satu ciri tertentu dan orang itu, tapi keseluruhan ciri pola tingkah lakunya.
F. Keberadaan orang lain dan pengaruh interpersonal                                                                        
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Dengan adanya daya tarik ini, maka akan membentuk rasa suka. Jika orang saling menyukai, maka ia akan mengembangkan komunikasi yang menyenangkan dan efektif. Ia akan merasa senang dan nyaman jika berada di antara orang-orang yang disukainya. Sebaliknya, ia akan merasa tegang dan resah jika ia berada di antara orang-orang yang tidak ia sukai serta ingin menjauh darinya.
Hakikat dari hubungan interpersonal adalah bahwa ketika berkomunikasi, kita tidak hanya menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonal. Makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan tentang dirinya, sehingga makin efektiflah komunikasi yang terjalin.
 
Sumber bacaan :
Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar